Header Ads Widget

Keputusan Pimpinan Perlu Dihormati


Oleh : KH. Mulhat Ali Nuh, MA
(Kader PKS Kab. Serang/DSW PKS Provinsi Banten)

Adakalanya pemimpin mengajak musyawarah dengan staf, orang tertentu, bahkan dengan masyarakat, dalam memutuskan masalah atau perkara yang dihadapi. Baik Al Qur’an maupun hadits memang menganjurkan untuk bermusyawarah. 

Berikut ini beberapa contoh sang pemimpin mengajak musyawarah dengan rakyatnya :

1. Ratu Bilqis. Ratu Bilqis mengajak musyawarah dengan para ajudannya terkait datangnya surat dari Nabi Sulaiman, yang isinya untuk datang kepada Nabi Sulaiman dengan penuh penyerahan diri, kalau tidak, Ratu Bilqis akan digempur dengan bala tentara yang tidak ada tandingannya. Dan akhirnya Ratu Bilqis memutuskan untuk datang ke kerajaan Nabi sulaiman dan beriman kepada Allah dan percaya dengan Nabi Sulaiman. 

2. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam berbagai kesempatan Nabi tak segan-segan mengajak urun rembuk dengan para sahabat, tergambar dalam peristiwa perang Badr, Rasul meminta pendapat baik dari kalangan Muhajirin maupun kalangan Anshor. Sehingga terdengarlah untaian kata yang luar biasa dari para sahabat yang intinya mereka siap melanjutkan perang melawan kaum Kafir Quraisy.

3. Abu Bakar Shiddiq. Di zaman Abu Bakar Shiddiq terjadi pernikahan antara laki-laki dengan laki-laki di Irak. Gubernur Syam –saat itu Irak termasuk wilayah Syam- meradang karena di zaman hidup Nabi belum pernah terjadi pernikahan semacam ini. Abu Bakar kemudian mengumpulkan para ahli untuk memutuskan perkara. Akhirnya pendapat Ali bin Abi Thalib yang diterima, yaitu diputuskan keduanya dibakar hidup-hidup. Pendapat Ali dilaksanakan oleh Gubernur Syam setelah mendapat surat dari Abu Bakar. Kejadian serupa terjadi di zaman Ali bin Abi Thalib. Ali radhiallahu ‘anhu tidak mengajak musyawarah lagi langsung diputuskan untuk dibakar, karena saat khilafah Abu Bakar pendapat beliaulah yang diterima.

Demikian sebagian contoh, bahwa sang pemimpin memerlukan pendapat orang lain untuk memutuskan perkara. Namun adakalanya keputusan langsung dari Sang Pemimpin tanpa perlu bermusyawarah, diantara contohnya adalah :

Nabi Muhammad Shallaahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah memutuskan suatu perkara tanpa mengajak sahabatnya. Rasul mengatakan kepada para sahabat sebelum perang Badr: “Jika kalian bertemu dengan Al Buhturi bin Hisyam, Al Abbas bin Al Mutholib dan Abu Sufyan, janganlah kalian bunuh mereka.” Bagi orang beriman, statement Rasul itu tidaklah menjadi persoalan, namun bagi orang yang masih bimbang atau awam, ada saja celoteh yang tidak enak didengar oleh Rasul. Padahal jika kita cermati di Surat An Najm ayat 3-4 Rasul bicara sesuai wahyu dan petunjuk, dan tidak disangka Abu Sufyan akhirnya masuk islam saat Rasul membebaskan kota Makkah.

”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya (3). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(4).” (Q.S An-Najm : 3 dan 4)

Jadi keputusan Pemimpin yang Sholeh, baik tatkala ia mengajak bermusyawarah atau mengambil keputusan sendiri tetap harus kita hormati. Adakalanya nanti kita mengetahui rahasia dibalik keputusannya. Wallaahu A’lam.

Cinangka, Jum’at 29 Januari 2021