Salah seorang sahabat Nabi Saw, Abi Dzaar Alghifari pernah meminta jabatan kepada Rasulullah Saw. Saat itu nabi akan mengangkat gubernur di sebuah wilayah yang dianggap oleh abi dzaar dia mengetahui betul seluk beluk wilayah tersebut dan merasa menguasai medan.
"Ya Rasulullah, tidakkah engkau memberiku jabatan itu?" kata Abi Dzaar.
Kemudian Rasul menjawab pertanyaannya dan bersabda : "Engkau itu lemah!" (sambil menepuk bahunya).
"Jabatan itu amanah di akhirat yang akan jadi penyesalan, kecuali orang yang mengambil jabatan itu dengan haknya," (yang mampu mengemban amanahnya).
Rasul menolak permintaan sahabatnya, padahal semua tahu Abi dzaar adalah orang sholeh dan amanah. Tapi itu belum cukup untuk meyakinkan Nabi, dan belum masuk kriteria pemimpin. Nabi tidak memberikan jabatan itu kepada Abi Dzaar.
Dalam kisah lain, Imam Ahmad bin Hanbal saat diminta pendapat oleh Khalifah untuk memilih panglima perang, antara orang sholeh yang lemah atau orang fasik yang kuat, Imam Ahmad pilih yang fasik namun dia adalah orang yang kuat.
Kuat di sini adalah memiliki kekuatan memimpin, kekuatan berpikir atau kekuatan mental dan tidak mudah menyerah atau lembek. Logikanya : ketika pemimpin itu kuat, akan banyak orang yang dilindunginya, meski kefasikan berupa kemaksiatan masih dilakukan. Sementara orang lemah, yang tidak punya visi memimpin, atau lemah manajerial, meskipun sholeh, kesholehannya hanya untuk dirinya dan tak berguna untuk memimpin masyarakat.
Alquran Surat Al Ahzab ayat 72 mengabadikan : "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."
Awalnya Allah berikan amanah diberikan kepada langit, bumi, gunung, namun mereka menolak dan diberikanlah kepada manusia. Terbukti dengan banyaknya amanah yang rusak oleh pemimpin zalim atau bodoh.
Maka ketika amanah itu kita miliki, baik di internal partai atau di organisasi/jabatan lain, peganglah amanah itu agar kita selamat dan tak tergelincir.
Wallahu a'lam
(Ditulis saat taujih Ust Abdul Muhyi/kabid BK dalam Rakor bidang DPD PKS Kabupaten Serang, Sabtu 18 Desember 2021 menjelang Rakerda awal tahun).