Header Ads Widget

Ayah, Bukan Sekadar Balada


Oleh : Tus Sholeh

.........

Ayah

Betapa kuagungkan

Betapa kuharapkan


Ayah

Betapa kau berpesan

Betapa kau doakan


Ayah

Betapa pengalaman

Dahulu dan sekarang


Ayah

Rambutmu t'lah memutih

Cermin suka dan sedih


Ayah

Ceriterakan kembali

Riwayat yang indah waktu dahulu


Ayah

Ku takkan bosan mendengar

Riwayat waktu kau muda perkasa, ooh


Ayah

Kau dapat merindukan

Kau dapat mengenangkan


Ayah

Waktu terus berlalu

Sampai ke anak cucu


..........

Itulah lirik sebuah lagu legenda Koes Plus berjudul "ayah" yang diciptakan sekira tahun 1970. Lagu yang sangat familiar tak hanya di zamannya namun terus dikenal dan dikenang sampai sekarang.

Berbicara tentang ayah, sesosok yang menjadi sumber inspirasi terbanyak kedua manusia, tentunya setelah "ibu", yang dapat merajut pelbagai rasa, menjuntai beragam memori, serta menyeruak semerbak asa menemani udara cinta.

Ayah adalah dimensi lain dari sebuah cahaya batin. Beliau tak hanya menjadi penerang, namun juga perisai. Beliau adalah ruh abadi, yang ketika terpisah dengan jasad akan tetap setia tertanam dalam sanubari. 

Telapak tangannya berlumuran nama kita. Jejak kakinya tertancap di jalan-jalan dunia, yang sering kita lewati tanpa pernah sekalipun berhenti.

Beliau baru akan menghentikan langkahnya saat kita merengek, meraung, menangis dan semisal lainnya yang membuat airmatanya turut mengaliri nafas kita dengan nada tak teratur.

Jasanya takkan pernah mampu dibalas. Keringatnya takkan terganti walau kita bergelimang harta. Petuahnya tak senilai dengan sebuah balada ataupun lagu yang kita cipta.

Benarlah sabda Rasul, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan akulah yang terbaik terhadap keluargaku." Beliau (Nabi Muhammad Saw) adalah seorang ayah terbaik. 

Ayo, berbuat baiklah terhadap ayah, berusahalah menjadi ayah yang baik, dan wariskanlah anak kita agar terus berbuat baik dan menghormati ayah.

Selamat Hari Ayah!